Limbah sabut kelapa yang tadinya tidak berguna, di tangan petani milenial asal Desa Cintakarya, Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran diolah menjadi cocopeat atau media tanam dan bahan baku isian jok kendaraan mewah atau disebut juga cocofiber.
Kini kedua produk telah diciptakannya menjadi nilai ekonomis dan telah merambah ke pasar dalam dan luar negeri.
Tahun 2023 ini petani milenial dibawah bimbingan koperasi produsen mitra kelapa Pangandaran sudah mampu mengekspor ratusan ton cocopeat ke Yokohama, Nagoya, dan Jepang.
Bisnis ini bermula dari perkumpulan pemuda yang aktif di Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) merubah hidup menjadi mandiri dan memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Dari situlah mereka sepakat melihat banyaknya limbah dari kelapa yang termasuk kategori limbah dan dianggap meresahkan lingkungan diolah agar menjadi bermanfaat.
Masyarakat Pangandaran dan khususnya keluarga dari para pemuda pengrajin limbah cocopeat di Pangandaran tentunya sangat bangga. Karena bisa memanfaatkan limbah yang awalnya tak berguna menjadi barang yang memiliki nilai jual bahkan sampai diekspor ke luar negeri.
Yuk, warga Pangandaran dukung selalu karya-karya anak bangsa khususnya karya warga Pangandaran agar bisa go-internasional dikenal di seluruh dunia.