Waktu dulu sekitar era 80-an hingga akhir 90-an banyak kita temui pekerjaan-pekerjaan yang unik di Pangandaran yang dilakukan oleh warganya, seiring berjalannya waktu dan kemungkinan semakin majunya teknologi, pekerjaan sebagian warga Pangandaran berikut ini sudah sulit ditemui, apa saja ya?
TUKANG GULALI
Jajanan yang sangat digemari anak – anak karena rasa nya yang manis, murah-meriah, dan disajikan dengan bentuk - bentuk yang menarik. Perlu keahlian khusus buat jadi penjual yang satu ini. Tetapi sekarang gulali sudah susah kita jumpai lagi dan bahkan hampir punah.
TUKANG PATRI
Ada zaman nya dulu pekerjaan ini sangat populer, khusus nya dikalangan ibu - ibu. Kerjaanya nambal panci, langseng, citel, dll yang bolong. Sangat membantu, karena bisa menghemat pengeluaran untuk beli perabot yangg baru. Seiring perkembangan zaman para tukang patri ini sulit untuk ditemukan lagi baik di kampung apalagi di perkotaan.
TUKANG SERVICE PAYUNG
Yang satu ini juga tidak kalah jasa nya. Ngebenerin payung - payung yang rusak, walaupun upah nya tidak seberapa tetapi tukang service payung sangat di butuhkan oleh ibu rumah tangga. Biasanya tukang service payung ini membawa beberapa peralatan seperti parasit baru dan juga kawat cadangan
TUKANG MINYAK KELILING
Sekarang harga minyak tanah semakin tinggi dan pemerintah membuat kebijakan mengganti minyak tanah dengan gas. semenjak itu lah kita jarang lagi mendengar teriakan “minyaaaaaak…..minyaaaaak” dari si abang penjualnya.
TUKANG ABU GOSOK KELILING
Favorit ibu-ibu zaman dulu yang sekarang sudah kalah dengan sabun cuci dan spont yg lebih praktis dan higienis. Zaman dulu kalau jualan bawa abu gosok nya sampe se-gerobak, sekarang sudah jarang kita temui lagi.
TUKANG MAINAN KELILING
Atau biasa nya kita panggil tukang klenengan. Selain jualan maenan biasanya juga sekalian jualan arum manis dan brondong jagung. Tetapi sekarang tukang mainan keliling jarang kita temui lagi. Tukang mainan keliling ini juga biasanya ada yang merupakan pengepul rongsok, kita bisa menukarkan barang bekas dengan mainan yang tersedia disitu, ada juga yang ditukar dalam bentuk lotere kertas dimana kertas itu memiliki angka tersembunyi yang akan muncul bila dicelupkan kedalam air, angka itu mewakili hadiah tertentu.
TUKANG POS
Seiring perkembangan teknologi yang semakin canggih, pekerjaan yangg satu ini seperti seolah mati suri, tidak kedengeran lagi teriakan khas nya “POOOS”. Paling - paling kelihatan waktu ngebagiin hasil kelulusan anak - anak sekolah saja.
TUKANG KASUR KAPUK
Masyarakat sekarang lebih senang memakai spring bed atau kasur busa, karena terlihat elegan dan indah jika di bandingkan dengan kasur kapuk. Maka dari itu tukang kasur kapuk sudah jarang kita lihat disekitar kita lagi.
TUKANG KETOK SENDOK, PIRING DAN MANGKUK
Tukang yang satu ini pekerjaan nya ketok sendok, piring, mangkung untuk mengasih nama pemilik di barang tersebut. Tukang ketok sekarang sudah jarang sekali kita jumpai karena seiring pergantian nya zaman yang semakin canggih. Dengan cara mengukir nama di sendok , piring atau mangkuk tukang ketok sangat di perlukan oleh para ibu – ibu rumah tangga zaman dulu.
TUKANG MAKANAN TRADISIONAL ( Klepon, Putri Noong, Cuhcur, Onde, Sorabai, Getuk dll.)
Tukang makanan ini sangat populer di kalangan masyarakat sunda pada zaman dulu. Tetapi seriring jalan nya waktu tukang makanan – makanan ini sangat sulit kita temu kan lagi. Karena banyak nya makanan – makanan siap saji dan praktis.
TUKANG GAME WATCH KELILING
Kalau yang ini favorit saya waktu SD. Kalau orang sunda nyebut nya “tukang gimbot”. dengan uang seratus perak anak – anak bisa ngerasain sensasi main game di pinggir jalan. biasa nya si tukang nya bawa “aki” sebagai pengganti batrai…..hayo siapa yg pernah ngalamin………..????.
Mungkin semua tukang – tukang di atas sudah susah kita jumpai lagi. Karena kecanggihan teknologi - teknologi dari tahun ke tahun membuat tukang - tukang tersebut ber-alih profesi kepada pekerjaan lain. Ke tradisionalan sunda yang sudah nyaris punah di negri kita membuat anak cucu kita tidak bisa mengalami nya lagi di kemudian hari.
Tulisan kiriman Ujang Rusli Suherli, Warga Sindangkerta Padaherang Pangandaran