Sebetulnya tak banyak yang dilakukan orang pangandaran saat ngabuburit di jalan tol, mereka hanya muter-muter menggunakan motor, sepeda atau jalan kaki. Saya termasuk orang yang pernah menikmati masa-masa itu. Panjang jalan tol sendiri sekitar 1 km sehingga cukup asyik jika jalan-jalan menggunakan kendaraan dengan pelan. Dengan seperti itu kami bisa menjumpai banyak teman-teman yang jarang ketemu atau sudah lama engga ketemu.
Selain melakukan perputaran mengelilingi jalan tol yang kadang saya pernah hitung ada yang sampai berulang-ulang, biasanya orang-orang berkumpul ditempat-tempat tertentu, ada yang dipinggir-pinggir trotoar, ada yang diujung tol, ada yang pinggir pantai ada juga yang selain melakukan perputaran juga yang meneruskan jalan-jalan kearah cagar alam ataupun sebaliknya kearah pamugaran hingga bundaran pamugaran dan setelah itu kembali lagi ke jalan tol.Pejauh ini, peluang ekonomi yang ada dengan banyaknya orang-orang pangandaran yang berkunjung ke jalan tol sendiri masih kecil mengingat tidak jauh dari jalan tol ada pasar induk pangandaran, para pedagang tajil lebih baik jualan di pasar ketimbang di jalan tol karena rata-rata pengunjung memang tidak terlalu focus untuk mencari tajil.
Jalan tol yang disebagian badan jalannya sudah bergelombang tidak membuat para pengunjung malas untuk kembali lagi esok harinya, apalagi beberapa hari jelang lebaran, dipastikan dapat penuh mengingat orang pangandaran yang diluar kota seperti diriku akan menyempatkan diri datang ke jalan itu untuk mencari teman-teman lama, dan tidak sedikit yang cuci mata mengurangi pahala puasa.